WARTA KETAPANG – Kualitas pengerjaan penanganan long segment, dan pemeliharaan berkala peningkatan jalan rekontruksi Pelang-Sei Kepuluk yang dikerjakan oleh PT. Clara Citraloka senilai 18 Miliar Rupiah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2024 diduga cacat mutu.
Selain pengerjaan pada long segment, salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Ketapang, Mustakim menilai pengerjaan mini pile yang dipergunakan perusahaan juga telah cacat mutu kualitas.
Mustakim menambahkan, proyek yang semestinya pengerjaannya dimulai dari titik nol Pelang menuju ke Sei Kepuluk, namun oleh pihak perusahaan pelaksana dikerjakan dari Sei Kepuluk ke Pelang, pada 24 April 2024 lalu hingga saat ini memasuki bulan September belum nampak progres hasil pekerjaan yang maksimal.
“Jika dilihat dari beberapa permasalahan yang ada pada kegiatan proyek Pelang Kepuluk ini, saya nilai ada dugaan kuat terindikasi unsur tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak selain pelaksana dan konsultan pengawas,” ujar anggota LSM Tindak ini, Selasa (17/9/2024).
Lebih lanjut, Mustakim menyampaikan pada kegiatan proyek tersebut, kendati telah menggunakan anggaran pemerintah belasan miliar rupiah, namun dalam pelaksanaanya terutama pembuatan jalan alternatif masih melibatkan corporate social responsibility (CSR) dari pihak perusahaan sawit dan perusahaan lainya dalam bentuk bantuan alat berat dan dump truk.
Sedangkan untuk bahan material timbunan pada jalan alternatif tersebut, ungkap Mustakim menggunakan tanah kong bercampur pasir yang diambil dari Kilometer 21 di Kecamatan Matan Hilir Selatan.
“Dari informasi dari pegawai sektor kehutanan Ketapang bernama Martin, bahwa KM 21 merupakan Kawasan Hutan Produksi,” terangnya.
Melansir dari Japos.co, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Ketapang, Bidang Bina Marga melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Rahmad Golden ketika dimintai tanggapan melalui WhatsApp terkait persoalan diatas serta boleh tidaknya proyek pemerintah melibatkan CSR perusahaan, namun Rahmad menjawab pertanyaan yang dilontarkan diakhir kalimat tulisan terkesan mengejek.
“Untuk jalan darurat memang menggunakan CSR, sedangkan mini pile retak artinya afkir dan sudah di sortir. Ini ada juga mas krib terkait keadaan semakin banyaknya pengangguran, gimana cara mengulasnya mas krib,” tulis Rahmad menyampaikan.
(agh)